iklan Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo saat melakukan monitoring bahan pangan di Pasar Angso Duo Jambi. 
Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo saat melakukan monitoring bahan pangan di Pasar Angso Duo Jambi. 

 

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI melakukan monitoring bahan pangan di Pasar Angso Duo Jambi, Rabu (20/3). Pihak pusat melakukan tinjauan langsung untuk memastikan tak adanya kerawanan pangan di Jambi.

Kunjungan Bapanas yang dalam hal ini dipimpin oleh Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Nyoto Suwignyo menyatakan harga pangan masuk dalam golongan relatif stabil.

Bersama dengan tim Pemerintah Provinsi Jambi, dan Pemkot Jambi tim Bapanas melakukan peninjauan harga khususnya bagi komoditas pangan segar, mulai dari beras, bawang merah, bawang putih, dan cabai.

Dari tinjauan Jambi Ekspres di Pasar Angso Duo Jambi, harga komoditas yang mengalami kenaikan drastis adalah bawang putih. Sedangkan harga cabai sudah menurun signifikan dibanding dengan beberapa hari yang lalu.

Untuk harga bawang putih saat ini tertinggi menyentuh Rp 40.000 dengan harga normal pada sebelum Ramadan di harga Rp 32.000 dan untuk bawang merah di harga stabil berkisar Rp 34.000 selama beberapa hari terakhir. Untuk cabai merah yang biasanya tertinggi di harga Rp 50.000 pada hari Rabu (20/2) menyentuh Rp 34.000. 

Melihat harga ini, Nyoto Suwignyo menjelaskan bahwa hasil tinjauan di Pasar Angso Duo Jambi dinilai berada dalam skala relatif stabil.

"Kita tadi sudah lihat semua, setelah dari kemarin kami melakukan monitoring, faktanya menunjukkan bahwa relatif stabil di Provinsi Jambi ini. Tentu ini akan menjadi laporan kami untuk memastikan bahwa ketersediaan barang dan stabilisasi harga yang dilakukan oleh Provinsi Jambi maupun Kota Jambi sangat optimal dan kami berharap ini berlangsung terus menerus, paling tidak sampai musim HKBN Idul Fitri," ujarnya.

Iamenyebut tim Bapanas sangat mengapresiasi kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jambi, karena penekanan harga yang berhasil dilihat dari standar harga cabai dan bentuk kerja sama antar daerah yang menjadi langkah sigap pemerintah dalam penstabilan harga pangan.

“langkah-langkah ini di sini sudah tertib. TPID pekerjaannya sudah konkret, anggotanya ada dari tim Bank Indonesia, Bulog, kepala pasar, ada dari tim provinsi. Semuanya ini tugasnya adalah mengendalikan," sebutnya.

"Salah satu upaya pengendalian yang kemarin disinggung pada saat TPID Nasional di depan rapat nasional Menteri Dalam Negeri adalah Kota Jambi melakukan tindakan yang luar biasa dengan Pemerintah Provinsi dengan melakukan kerjasama antar daerah, salah satunya dengan Sleman dan Purworejo. Tindakannya dengan mendatangkan cabai dari sana ke Jambi untuk menstabilkan harga," sambungnya.

Bahkan, kata Dia, harga cabai luar itu justru lebih murah dibandingkan dengan harga cabai lokal. 

Ditanya perihal optimalisasi, Nyoto Suwingyo juga menjelaskan bahwa TPID nantinya akan terus bergerak bersama pemerintah untuk menggerakkan masyarakat dalam pengelolaan ketersediaan pangan. Salah satunya cabai, meskipun sudah menjalin kerjasama harus tetap memerlukan kontribusi masyarakat dalam penekanannya.

"Kedepannya harusnya masyarakat akan digerakkan oleh TPID, ini supaya bisa membudidayakan, baik di pekarangan maupun di lahan yang kosong. Bisa saja itu bekerjasama dengan militer, Polri, atau masyarakat komunitas dan organisasi masyarakat untuk menggunakan lahan kosong tersebut menjadi budidaya, cabai misalnya," ungkapnya. 

Kemudian terkait harga beras yang realtif tinggi dengan stok yang mencukupi, dijelaskan olehnya bahwa harga beras di Jambi saat ini berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga dapat disimpulkan bahwa harga komoditas di Jambi masuk dalam kategori stabil.

"Beras itu kemarin kan harganya tinggi, kemudian Badan Pangan Nasional memberikan namanya relaksasi untuk beras premium, apalagi katanya orang sini (Jambi) suka beras premium. Harganya itu tidak bisa dikasih retail karena kita mempertimbangkan kepada pengecer dan BULOG. Makanya harga eceran tertinggi dinaikkan Rp 1.000 dengan nilai Rp 15.400 dan tadi sudah kelihatan harga beras sudah di Rp 15.000. Artinya posisi beras di Jambi malah di bawah HET sekarang. Kalau kemarin yang di retail masih Rp 15.400, tapi yang di eceran tadi ada yang Rp 15.000. Ini menjadi suatu hal yang luar biasa bagi saya , berarti relaksasi yang dilakukan oleh tim Badan Pangan Nasional berdasarkan hasil rapat Tim Pengendali Inflasi Nasional bisa dijalankan di Provinsi Jambi," jelasnya. (aba/mg1)

 


Berita Terkait



add images